Rekomendasi Fiksi Hari Minggu, Where Have All the Sundays Gone? Karya Mieko Kawakami

Selamat hari minggu teman-teman. Hari spesial untuk bernapas di tengah padatnya kegiatan yang ada. Berikut rekomendasi bacaan singkat hari minggu untuk mengenang masa muda atau membayangkan masa muda yang tidak pernah bisa dimiliki. Sebua cerpen romansa berjudul Where Have All the Sundays Gone? Karya Mieko Kawakami.

Cerpen ini menceritakan kisah seorang tokoh yang ditinggalkan kekasihnya. Sesuatu yang tidak bisa dilupakan oleh tokoh, begitu membekas sampai tidak bisa hilang.

Suatu saat sebuah kenangan teringat setelah kejadian matinya seorang penulis terkenal. Rupanya penulis tersebut adalah penulis favorit tokoh dan kekasihnya yang pergi darinya. Mereka berjanji akan bertemu di minggu pekan ketiga setelah penulis itu wafat meskipun mereka telah berpisah sekalipun. Tokoh yang masih terjebak di kenangan bersama kekasihnya, mengingat dan datang ke tempat janji bertemu, tetapi yang datang hanya kekecewaan kedua. Mantan kekasihnya tidak pernah datang. Ia hanya bisa berjalan pulang dengan perasaan hampa.

Sebuah kisah sedih membangkitkan kenangan-kenangan masa lalu. Kenangan kenangan kita begitu mencintai seseorang. Bacaan yang sangat cocok dibaca hari minggu yang sendu, ketika di rumah, kos, atau kontrakan sendirian ditemani minuman hangat dan camilan.

SEKIAN 🙂

Rumah Stik Es Krim

Saat itu aku begitu menyukai es krim coklat. Dia akan membawakan es krim coklat padaku setiap sore. 3 batang es krim coklat. Pada es krim kedua, kupikir cukup. Tapi kebahagiaan pada wajahnya membuatku tidak bisa berhenti memakan es krim coklat tersebut. Aku merasa bangga memiliki kesukaan pada es krim coklat. Lambat laun, stik es krim yang terkumpul begitu berserakan tetapi begitu sayang untuk kubuang. Aku membuatnya menjadi rumah-rumahan es krim. Dia begitu paham, tak selamanya seseorang menyukai sesuatu. Tapi peristiwa makan 3 batang es krim coklat begitu sentimental. Dia mencintai itu, membeli es krim coklat untukku.

Rumah stik es krim. Kamu memandanginya. Mengatakan kamu mulai sayang padanya. Ku katakan belikan aku es krim coklat. Aku akan membuatkan satu rumah stik es krim untukmu. Kali ini begitu lama. Kamu masih memandangi rumah stik es krim dan berkata begitu menyayanginya. Aku mulai menangis tersedu sedu. Aku tidak mungkin bisa membuat rumah stik es krim untukmu. Bagaimana ini, begitu menyedihkan. Apakah kamu benar-benar tidak akan membeli es krim coklat untukku?

Selamat Tinggal Sayang

Aku kembali menangisi hal-hal.
Suatu ketika aku menemukan kekasihku, setelahnya aku tidak bisa mengasihi layaknya semua yang kubayangkan selama ini.
Mencintai kekurangan tidak pernah seperti di tv. Tidak romantis.
Selamat tinggal sayang. Selamat menjadi dirimu lagi.
Kue stroberi yang malang, dia menghibur kesedihan, kemudian dia hilang.

Pendidikan Indonesia Perlu Kembali ke Jalan yang Lurus

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis, dan dinamis guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Langgulung (1986) dalam Sutisno (2021: 130) mengungkapkan bahwa pendidikan menyangkut dua hal, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai-nilai budaya. Hal ini berkaitan erat dengan pandangan hidup bangsa. Dirunut dari hal tersebut dalam pendidikan terkandung pandangan hidup bangsa.

Lanjutkan membaca “Pendidikan Indonesia Perlu Kembali ke Jalan yang Lurus”

Membaca Novel The Woman in the Purple Skirt Karya Natsuko Imamura

Kesuntukan hati eh hari ini mendorong saya menyelesaikan bacaan novel di tumpukan keranjang yang meronta. Baiklah, pembukaan yang cukup basi. Kali ini saya akan mereview novel The Woman in the Purple Skirt karya Natsuko Imamura. Sebuah kisah singkat, benar-benar sekali baca *jika dibaca serius haha*.

Terkadang, manusia menghadapi kesepian dengan begitu unik. Kisah dalam novel ini mengisahkan tokoh protagonis tanpa nama, narator dalam cerita memberinya nama wanita dengan rok ungu. Simple, karena tokoh utama atau protagonisnya selalu memakai rok ungu. Narator sendiri menjelaskan dirinya mendapat julukan wanita dengan jaket jingga. Sebuah analogi yang menghubungkan ia dengan tokoh utama. Ini mungkin menjadi awal ketertarikan narator pada wanita dengan rok ungu.

Lanjutkan membaca “Membaca Novel The Woman in the Purple Skirt Karya Natsuko Imamura”

Ali Cah Dusun Manggis     

      Ali, salah sijine bocah Dusun Mangis sing paling ditresnoni warga. Bocah iku nduweni kelakuan kang becik. Tumindake apik lan sopan. Dee biasane ngrewangi warga kang duweni kesusahan. Pernah biyen ana tonggone sing lagi nebang wit ngarep omah e, trus nyeluk Ali kon ngrewangi. Ora kakean alesan, Ali langsung melu numbrung ngewangi wong iku. Ana mak-mak sing kabotan ngawa blanja, langsung diewangi Ali. Amargo sikap e iku Ali ditresnani wong kampung e.

            Tapi hal kuwi ora berlangsung suwi. Sikape Ali iki berubah pas dee mlebu sekolah SMA. Pas SMA, Ali kenal konco-konco 5 cacahe. Jeneng konco-koncone yaiku, Rizal, Andre, Putri, Vita, lan Didan. Ali cah Dusun Manggis sing kudune manis lan apikan malih dadi Ali sing pahit. Ali wes ra peduli mbe sekitar e meneh. Gaweane mbendina cuma nongkrong mbe kanca-kancane nglakoni hal sing ra ana manfaat e blas.

            Dadi koncone Ali sing lima mau, sing jeneng e Rizal, senengane mabuk-mabukan. Gawenane mbendina cuma jaluk duit wong tua nggo tuku ciu. Ora tau mlebu sekolah. Alesane akeh pol, sing meriang lah sing ngene, ngono. Sing keloro, Andre, Andre iki bocah sing senengane ngomong ra disaring, Senengane misuh.  Putri, Vita, dan Didan iku yo podo ae. Intine ko koncone Ali ra ana sing ngewenehi pengaruh positif.

            ”Ali, ayo dino iki dolanan PS. Ra usah mlebu sekolah.”

            ”Eh, tapi aku wedi diseneni bu guru, Ndre.”

            ”Halah, halah.. masa muda iku harus nakal to Li.”

            ”Emmmm,,, oke oke aku dolan wae.”

            Amargo bujukane Andre lan konco-koncone, Ali seng maune apikan, Alon-alon Ali akhire melu-melu sifat e koncone sing nakal. Diomongi wong tuane wes ra mempan meneh.

Lanjutkan membaca “Ali Cah Dusun Manggis     “

HOMPIMPA

Kita mengeluarkan telapak tangan tiga kali. Mari merayakannya bersama. Jangan pergi sendirian, aku akan menghubungimu malam ini. Ekstrudat rasa coklat. Kamu menangis karena kalah hompimpa.

Kenapa hari cepat sekali berganti. Apa yang akan kamu lakukan jika kecanduanku benar-benar sembuh kali ini? Aku selalu merasa kasihan kepada wanita yang dinikahi laki-laki. Laki-laki selalu memerdulikan diri mereka sendiri. Aku berharap kamu menang hompimpa, Sayang.